Kamis, 02 Januari 2014

Refleksi Diri

Credit

Januari, Februari, Maret

Aku lahir dari sebuah ketiadaan. Mulai bernafas menghirup sepi dan wangi kayu. Aku belajar berbicara, mengayak kata dari berbagai cerita. Belajar merangkak menyelingi kaki meja, mencari serpihan aksara dan papahan nada hingga aku bisa duduk dan berjalan. Titian aku seimbang disana. Serasa pejuang bak menang di medan perang. Aku pahlawan dalam pulang. Kutulis ia, dalam sebuah kontemplasi dari kehidupanku empat tahun silam. Cerita tentang masa depanku, katanya.

April, Mei, Juni

Jemariku menari, mengorek potongan arti dalam makna sendiri. Meresapi hingga menyuci sepi. Pertapa di kotak pandora bernama. Aku yang menemukan nilai dan estetika. Kini, aku di rumah sakit. Bukan terbaring merintih luka, bukan pula cedera. Bukan pula menyambangi kawan dalam ujian-Nya. Hanya sedang mengikuti garisan tangan. Disana, aku melihat kasih sayang, duka dan cinta. Pada anak yang memandikan ibunda di sebuah kamar. Pada istri yang meratapi tidur suami. Pada insan yang mengikrar janji, tak terhalang sakit maupun mati.

Juli, Agustus, September

Aku melangkah menapaki sebuah jalan. Ke sebuah tempat bernama kenangan. Yang indah di ingatan hingga bisa kutelusuri dinding dan anak tangganya. Aku di rumah, sejenak, kemudian pergi lagi. Kini aku berlari kecil di gang-gang dan aku tertawa. Pada banyak nyawa mengaduh dah mengeluh. Perihal ingin kembali ke masa riang bermain gundu. Aku yang tak tahu diri ini. Bahagia, senantiasa menuju pendewasaan diri.

Oktober, November, Desember

Di sebuah cafe berwarna jingga, aku ditemani secangkir kopi. Ah, pacar setiaku dulu saat hati tak punya ruang. Kukecup pelan hangat bibirnya. Sesap kurasai kuat lalu kulepas. Aromamu masih tetap sama. Kupandang perempuan di sisi meja. Hembusan nafas keluar, aku bergumam pelan. Aku bertemu puisi. Yang menghidupkan kembali sajak-sajak yang telah mati. Terima kasih cinta, sang sosok inspirasi. Semoga Tuhan mempertemukan kita di tahun ini, lagi.

Makassar, 2013

2 komentar:

  1. Refleksi diri, inikah cermin dalam hidupmu yang lalu ^^? atau ini fiksi dalam imaji yang tak pernah mati^^?

    apapun itu, kosa katanya sederhana dan mengena. Menarik diri untuk suka! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini refleksi diri saya di tahun 2013 yang kemudian saya "maya-kan". Ada yang berkata lugas, ada pula yang tidak. Kata-kata yang tercipta sengaja saya rangkai dengan perumpamaan ^^

      Terima kasih atas pujiannya kak, terima kasih juga sudah mampir. Salam takzim :)

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung, kasi komentar, saran, atau kritik yah :)

 

Copyright © Garis Satu Kata Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger