Minggu, 21 Juli 2013

Resensi - #catatankaki : Love Changes People


Judul : #catatankaki - Love Changes People
Penulis : Endik Koeswoyo dan Sarah Karinda
Penerbit : de TEENS
Terbit : April 2013
Halaman : 228 hlm
Harga : Rp. 35.000
ISBN : 978-602-255-103-4

*****

[...] Cinta itu tetep dramatis, cinta itu selalu mempunyai dua akhir cerita, cerita bahagia atau berakhir dengan kisah duka. Uniknya lagi, kita gak bisa milih soal ending cerita soal cerita cinta, kita cuma bisa pingin. (hlm 12)

Cinta terkadang merupakan hal yang sangat sulit untuk diterka. Ia dapat datang tanpa mengenal tempat maupun waktu. Banyak cerita cinta dimulai hanya dengan saling mengejek, ada pula karena kedekatan dan saling mengagumi satu sama lainnya, bahkan untuk zaman sekarang ini ada cinta yang tumbuh dari interaksi di dunia maya. Untuk beberapa alasan yang tak dapat dijelaskan, cinta dapat memberikan segala bentuk keindahan yang tak dapat diverbalkan. Namun, saat cinta harus pergi luka yang ditoreh dapat sangat dalam dan menyisakan kenangan pahit.

Sama halnya dengan membangun cinta, banyak hal sulit untuk dimengerti. Membangun sebuah hubungan memerlukan banyak hal dan pertimbangan. Dibutuhkan kesesuaian, keberanian untuk mengungkapkan, serta kejujuran agar terlihat ketulusan di dalamnya. Namun, bagaimana jika seseorang yang merasa butuh akan kehadiran orang lain tapi ia takut mengambil resiko untuk membangun sebuah hubungan? Bagaimana jika ia merindukan sosok seseorang tapi ia takut melangkah lebih jauh karena ia tak mengenal orang tersebut? Ya, tema itulah yang diangkat Endik Koeswoyo dan Sarah Karinda dalam novel mereka yang berjudul #catatankaki.

Catatan Kaki menceritakan tentang kisah dua orang yang benar-benar berbeda gaya hidupnya, Tania Wulandari Soebagjo dan Bumi Setiawan. Tania, wanita single berumur 27 tahun, seorang senior account manager sebuah perusahaan terkemuka di Jakarta dan Bumi adalah seorang wartawan freelance yang sering meliput keindahan alam Indonesia. Kisah mereka berdua dimulai ketika Tania, yang punya hobi shopping mancanegara dan Bumi dipertemukan oleh hastag #catatankaki pada sebuah foto di Instagram. Keduanya kemudian saling bertegur sapa lewat twitter, BBM maupun instagram, sampai akhirnya mereka berdua bertemu. Pertemuan yang menjelaskan semua, menjelaskan satu sama lainnya tentang perasaan yang mereka rasakan.

Namun yang namanya cerita cinta pasti akan ada konflik di dalamnya. Begitu pula yang terjadi pada kisah Tania dan Bumi. Ketika dua bulan mereka menjalin keakraban yang saling mengisi, Galang (mantan kekasih Tania) hadir kembali di antara mereka. Riska, sahabat Tania, berusaha mengingatkan tapi memang Tania yang keras kepala, ia beragumen bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Di sisi lain, Bumi cemburu. Ia sadar betapa tidak ada apa-apanya dirinya jika dibandingkan dengan Galang, dan akhirnya ia kemudian lari dari perasaan. Ia pergi ke Pulau Buru untuk sengaja menyibukkan dirinya dan melupakan Tania sementara. Tania yang merasa melakukan something stupid langsung mengejar Bumi ke Pulau Buru tanpa pikir panjang.

Novel teenlit dari de Teens ini patut diacungi jempol untuk banyak alasan. Novel ini sangat unik dan terkesan pop banget. Pemakaian diksi yang tepat juga membuat novel ini terasa ringan, sangat santai, dan enak dibaca. Ditambah dengan alur cerita yang mengalir, novel ini terlihat hidup. Penulis menggunakan gaya bercerita dua sudut pandang karakter yang sangat memberikan kesan detail terhadap karakteristik Tania dan Bumi sehingga membuat pembaca benar-benar meresapi apa yang dirasakan tokoh tersebut dalam cerita. Tak hanya disitu, penulis juga mampu menonjolkan karakter penunjang secara proporsional pada beberapa scene

Quote indah sebagai judul bab juga patut dipuji. Kuatnya plot cerita dan deskripsi setting yang luar biasa detail juga semakin memberikan nilai plus pada novel ini. Hal itu terlihat jelas pada tiap babnya yang selalu mempunyai setting tempat yang berbeda-beda. Penulis dengan apik mengantarkan imajinasi pembaca mulai dari tempat-tempat indah di Indonesia seperti Pantai Senggigi di Lombok, Pulau Buru di Maluku sampai kemegahan surga belanja mancanegara seperti Orchard Road di Singapura, Madison Avenue di New York, Hongkong, Dubai, dan Champ Elysees di Paris. Tak ada salahnya jika novel ini disebut sebagai novel travelling. Novel ini juga sangat cocok bagi pembaca yang shopaholic.

Penggambaran konflik saat Tania berusaha mengejar Bumi di Pulau Buru untuk membuktikan cintanya benar-benar extraordinary dan memiliki kesan kuat di mata pembaca. Ending cerita juga menarik, tidak terduga. Penulis sangat apik menonjolkan karakter tokoh utama dengan sempurna saat scene ini. Penulis juga tidak melupakan bagian terpenting dari sebuah tulisan yaitu pesan. Ada beberapa kutipan unik dari novel ini yang menurutku merupakan sebuah pesan moral untuk pembaca :

[...] Kamu gak berhak bergaya di atas sebuah kepalsuan [...] (hlm 117)So, go to hell deh orang-orang yang sukanya membeli barang KW. Selain dia nggak menghargai kerja founder, menurutku itu fake sih. Nggak kaya kok pengen keliatan kaya. Kalau memang belum mampu ya belilah sesuai kemampuan. Dengan begitu, kamu akan terpacu untuk bekerja lebih keras supaya bisa membeli barang yang much better. (hlm 117)
"Kamu nggak percaya. Iya, masuk akal kok kalo kamu nggak percaya. Pasti aku juga laki-laki kesekian yang berusaha memasuki hatimu. Tapi setidaknya kamu tahu, bukan masalah kok bagiku, bukan masalah kamu juga punya perasaan yang sama atau enggak, yang jelas aku sudah memberanikan diri untuk bicara soal isi hatiku ini." (hlm 123)
[...] pacaran zaman sekarang itu sudah menjadi tren aneh. Bangga gitu ganti pacar dua kali? NOT! Tidak! Ganti pacar dua kali setelah aku itu tandanya bukan tipe setia. SEKIAN. (hlm 139)

Dibalik banyaknya nilai plus di atas, ada dua kekurangan yang membuat saya sebagai pembaca merasa sedikit kecewa. Pertama, menurut saya karakter Bumi kurang ditonjolkan di awal cerita. Terlebih lagi saat ia yang kemudian suka akan kehadiran Tania dalam hidupnya, itu kurang ditampilkan. Tania dengan jelas menyukai kesederhaan dan keluguan Bumi, sedangkan Bumi? Saya merasa kurang mendapatkan feel pada sosok Bumi pada awalnya.

Kekurangan kedua adalah masih adanya beberapa typo atau kesalahan penulisan dalam novel ini, seperti; pada halaman 13, kata "asalan" seharusnya ditulis "alasan"; pada halaman 76 penggunaan kata "dan lain sebagainya" berulang. Pada halaman 128 ada kesalahan penulisan, "Sebenarnya keputusanku untuk memilih destinasi ke India adalah hal pertama yang membuat Tania ternganga lebar.". Kata "Tania" disini seharusnya ditulis "Riska" karena pada saat itu yang sedang bercerita adalah Tania.

Akan tetapi, kedua kekurangan tersebut dapat terobati dengan tema yang unik, penyampaian cerita yang sangat rapi, diksi yang pas, serta penonjolan karakter yang luar biasa. Belum lagi ditambah dengan konflik dan penyelesaiannya yang apik serta cover novel yang eye-catching, jika saja tidak ada typo dalam novel ini mungkin novel ini terlihat lebih sempurna.

Buku keren ini saya dapat sebagai hadiah kuis FB dari de Teens :)

Penulis, lewat Tania dan Bumi, menanamkan bahwa cinta itu patut diusahakan dan diperjuangkan, janganlah terlalu pasrah dengan takdir. Novel ini juga memberitahukan bahwa sudah sepatutnya cinta dibangun atas dasar kepercayaan & kesetiaan. Terlepas dari semua kelebihan dan kekurangan, novel #catatankaki ini sangat patut untuk dibaca. Terlebih lagi bagi anda yang mencintai teenlit, novel ini bisa jadi sebuah koleksi menarik di rak buku anda. 3,5 of 5 star for Catatan Kaki by Endik Koeswoyo & Sarah Karinda.

"Aku butuh orang yang berjuang buat aku, bukan yang pasrah sama takdir." (hlm 215)
*****

 Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Berhadiah 10 Novel "Maaf, Aku Lagi Jatuh Cinta".

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, kasi komentar, saran, atau kritik yah :)

 

Copyright © Garis Satu Kata Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger