Remaja adalah masa yang paling berwarna dalam hidup. Suka, duka, benci, gokil, persahabatan, selisih dikit terus marah-marahan, sampai belajar bareng senantiasa memberikan kesan tersendiri pada masa transisi tersebut. Kehidupan remaja yang identik dengan kehidupan masa sekolah memberikan sebuah "cita rasa" khas dalam guratan kisah hidup masing-masing individu.
Tak lupa, cinta juga menghiasi masa-masa yang tak pernah terlupa ini. Malu-malu tapi mau, dari temen berubah jadi pacar, yang terus berlanjut jadi sayang-sayangan, ya begitulah indahnya saat kata cinta untuk pertama kali menyapa anak manusia yang mulai menyukai lawan jenisnya. Tapi apakah cinta masa remaja punya keunikan tersendiri? Mungkin keunikan dari orang yang berkisah cinta di sekolah? Kira-kira, seperti itulah tema kisah yang ingin diangkat Sayfullan dalam novelnya kali ini.
Novel ini bercerita tentang kisah Aropy, seorang remaja penyiar radio sekolah yang gemar
make over baju semaunya dengan selera yang "beda". Buktinya saja, semua pakaian pembantu mamanya jadi sasaran bakat gokilnya itu. Ia juga termasuk remaja yang punya percaya diri tinggi meskipun terkadang terlalu kepedean dan sok artis sih. Bagaimana tidak, bagaimana bisa seorang remaja perempuan dengan badan semok, jidat selebar lapangan golf dan betis sebesar kaki gajah berjalan bak seorang model di atas karpet merah kalau bukan karena dia punya rasa percaya diri setinggi langit.
Kisah Aropy benar-benar dimulai saat Niko, cowok
playboy di sekolahnya, mulai mengejar dirinya. Saat itu Niko sedang gundah dengan perasaannya sendiri terhadap Kayla, pacar kakaknya, Rano. Ia merasa hidupnya tidak berwarna dan ia mulai bosan dengan rutinitasnya. Entah kesambet setan dari mana, ia menyetujui saran dari Pepe, sahabat karibnya, untuk mengejar Aropy.
Akan tetapi, pengejaran terhadap Aropy tidak semudah yang Niko kira. Ia harus berhadapan dengan tantangan dari cewek itu yang tak lain ternyata telah bekerja sama dengan salah satu mantan Niko, Lea, untuk membuat cowok ganteng itu jera. Namun, apa yang terjadi? Atmosfer perasaan di antara mereka berubah. Apakah Niko jadi kecantol beneran sama Aropy? Konflik dan cerita apa saja yang mewarnai cerita mereka? Gimana sih cerita lengkap cewek semok dengan cowok super ganteng itu? Cek langsung di novel Aropy yah.
Sebagai pembaca,
Well, I definitely had so much fun reading this book. Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, ceritanya sederhana, namun tampil secara menarik. Gaya bahasa yang didukung dengan pemakaian diksi yang terkesan "gaul" membuat novel ini tidak terkesan
boring. Hal ini saya rasakan, saya menghabiskan membaca novel ini kurang dari 3 jam. Penggambaran cerita yang sangat pas, kesan dan
setting (seperti di kantin sekolah, ruang lab bahasa atau radio sekolah) yang banyak ditumbulkan penulis membuat pembaca seakan bernostalgia dengan kehidupan remajanya. Nilai plus lainnya, penulis dapat dengan mudahnya merangsang saraf-saraf tawa pembaca di beberapa bagian cerita dengan adanya percakapan yang nuansa humornya
overdosis pada tokoh-tokoh dalam cerita.
Yang membuat novel ini asyik dan beda dengan novel-novel remaja lainnya adalah pemunculan tokoh utama yang unik. Ketika banyak novel menampilkan tokoh-tokoh utama dalam ceritanya dengan deskripsi yang memiliki tubuh tinggi, cantik, manis, dan yang serba indah, novel ini justru tampil sebaliknya.
Anti-mainstream mungkin sepenggal kata yang tepat. Hadirnya tokoh utama, Aropy, yang dideskripsikan sebagai cewek gemuk, memiliki jidat jenong, betis gede, tapi punya rasa percaya diri tinggi, membuat pembaca menilai bahwa novel dengan tebal 184 halaman ini punya salah satu ciri inovasi tersendiri. Penulis seakan sadar dan ingin menyentuh fenomena dan dinamika unik dalam kehidupan remaja masa kini.
Cover yang
eye catching juga mempercantik tampilan novel ini. Sebagai pembaca, saya sempat menduga bahwa novel ini bersetting di Paris, karena ada gambar Menara Eiffel terpampang cantik di depan. Eh, ternyata dugaan saya salah, hehe. Alur cerita yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju. Penulis menyajikan cerita dengan apik sehingga alur cerita terasa mengalir. Penggambaran tokoh terkesan simple tapi tetap memukau. Belum lagi ditambah dengan penghadiran konflik yang tak terduga-duga, seperti saat Kayla memperkenalkan Aropy di depan orang tua Niko yang membuat cowok ganteng itu malu dan merah padam, membuat novel ini menjadi semakin menarik. Banyak kutipan novel ini yang menarik dan sarat akan makna, contohnya nih:
[...] PD aja dengan loe yang apa adanya, dengan style dan ciri khas loe. Pasti kecantikan dari dalam diri bakal terpancar. Yang penting percaya diri dan nyaman! (hlm. 18).
[...] Kalau mau jadi cewek limited edition. loe wajib bisa setia. Itu yang paling penting (hlm. 19).
Bukankah cinta itu membebaskan? Tidak mengikat? Asal Kayla bahagia, loe pasti juga akan bahagia! (hlm. 139)
Ada sedikit hal yang membuat saya sebagai pembaca menjadi bertanya-tanya. Saya merasa bingung dengan perubahan perasaan Aropy kepada Niko saat Aropy berusaha mengerjainya dengan menyuruh Niko naik ke atas loteng. Menurut saya Aropy terkesan "tiba-tiba" berubah pikiran menjadi baik. Padahal di awal jelas Aropy ingin balas dendam kepada Niko. Saya bingung, mengapa ia berubah sedemikian drastis menjadi baik. Penulis seharusnya lebih mengeksplore konflik internal diri Aropy saat itu sehingga ceritanya akan lebih berkesan.
Sebagai seorang pembaca saya merasa sangat kecewa setelah membaca novel ini untuk kali keduanya. Masih banyak
typo saya temukan dalam novel ini. Sebagai contoh; pada halaman 6 baris keempat dari atas, kata "menanhan" seharusnya ditulis "menahan". Pada halaman 25 baris kesebelas dari atas, kata "diaminkan" seharusnya ditulis "dimainkan". Pada halaman 26 baris keenam dari bawah, kata "bias" seharusnya ditulis "bisa". Pada halaman 27 baris keempat dari bawah, kata "piker" seharusnya ditulis "pikir".
Ada juga penulisan yang berdempet seperti pada halaman 16 baris kelima dari bawah (...cewek yang perlu
dihindaripara cowok). Saya juga sempat bertanya-tanya mengapa penulis menulis kata "
absurd" tercetak miring pada halaman 65 sedangkan pada halaman 10 kata tersebut tidak tercetak miring. Jujur, ini memang sepele tapi sebagai pembaca, hal ini mengganggu. Penulis seharusnya teliti dan konsisten dalam penulisan ejaan.
Walaupun ini adalah novel
teenlit tapi bukan berarti novel ini hanya bercerita tentang cinta saja. Banyak pesan yang sebenarnya ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Lewat karakter Aropy penulis seakan menyadarkan kita bahwa kita seharusnya bangga dengan diri kita sendiri. Sudah sepatutnya kita bersyukur terhadap tubuh yang kita miliki. Penulis juga mengajarkan bahwa kita sudah sepatutnya percaya diri akan diri kita sendiri karena manusia memang dilahirkan dengan segala kekurangan, kelebihan dan keunikkannya.
Lewat karakter Aropy penulis juga membuat kita sadar bahwa kita tidak perlu menjadi siapa-siapa untuk membuktikan diri kita. Kita cukup percaya dengan apa yang ada pada diri kita dan nyamanlah dengan keadaan itu. Keunikan masing-masing individu itu sebenarnya sangat artistik. Itulah anugerah dari YME kepada kita makhluk-Nya, bukti bahwa sebenarnya tiap orang itu "indah" dengan segala apa yang dimilikinya.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dalam novel ini, novel ini sangat patut dibaca terutama untuk para remaja. Novel ini juga cocok sebagai teman yang sangat cocok untuk dibaca oleh para dewasa muda yang mungkin ingin bernostalgia dengan kehidupan sekolahnya dulu. Kesan ringan yang ditimbulkan penulisnya melalui tokoh dalam cerita akan membuat anda melihat kembali apa sebenarnya sisi unik dari diri anda.
Akhir kata, 3,5 of 5 star for Aropy by Sayfullan.