Minggu, 28 Juli 2013

Resensi - My Perfect Sunset

7 komentar

Judul : My Perfect Sunset
Penulis : Kyria
Penerbit : Bentang Pustaka
Terbit : Februari 2013
Halaman : vi + 370 hlm; 20,5 cm
Harga : Rp. 58.000
ISBN : 978-602-7888-04-3

SINOPSIS

Tak pernah aku bermimpi akan bertemu denganmu, dengan cara seperti ini. Bagiku, dirimu bukanlah sosok yang kuharapkan untuk datang. Menghampiri, lalu menawariku sejuta harapan, mengajakku tidak bosan tertawa, dan setia menjadi sandaran sedu sedan tangisku.

Tetapi, di ujung sana, sosok yang sempurna menungguku dengan sabar. Menantiku merengkuhnya dengan beribu rasa rindu, memohonku dengan tulus untuk membuka pintu, dan mengharapkan sapaan "Sayang" kembali terucap dari bibirku.

Hatiku tak kuasa memilih, haruskah aku melupakanmu. Sekalipun kau yang mampu menyunggingkan senyum di wajahku, sekalipun kau yang menghapus air mata dari kedua pipiku, dan sekalipun kau yang mampu mewarnai hidupku.

Walau sejujurnya aku, seorang Indah, tidak ingin melepaskan sosok Satria ataupun Kevin. Egois memang. Meskipun kenyataan berkata bahwa untuk meraih sunset yang sempurna, kita harus memilih dan memutuskan.

*****

"Bertemu denganmu pasti bukanlah sebuah kebetulan, melainkan rencana Tuhan yang paling mengesankan."


Terkadang kita berpikir akan masa depan, tiga tahun ini aku akan seperti apa? Terkadang pula ada yang sudah memiliki target, satu tahun kedepan aku akan menikahinya, punya anak, dan hidup bahagia. Akan tetapi, sebenarnya kita tidak tahu bahwa apa yang sudah kita rancang dalam pikiran kita bukan selalu yang terbaik untuk kita. Karena terkadang apa yang kita inginkan bukan yang terjadi pada kehidupan kita.

Sama halnya dengan cinta, di lain sisi ia penuh dengan tanda tanya. Kita tidak pernah tahu apakah esok hari ia masih mencintaiku. Kita juga tak pernah tahu apakah hari esok masih dapat mencintainya. Dan kita juga tak pernah tahu apakah cinta yang kita jalani akan berakhir seperti yang kita harapkan. Cinta, ya seperti itulah itulah tema yang diangkat Kyria dalam novel berjudul My Perfect Sunset ini.

My Perfect Sunset menceritakan kisah Indah, seorang pegawai bank, yang bertemu dengan Satria, pemuda yang ternyata seorang petinju, dalam keadaan yang tidak terduga-duga. Satria menolong Indah  saat Indah hendak dirampok di sebuah gang kecil. Tak disangka pertemuan akan merubah hidup Indah dan kisah cintanya.

Masalah silih berganti datang dalam kehidupan Indah. Ia merasa sudah jenuh dan tidak nyaman lagi dengan pekerjaannya di kantor. Heru, supervisor di tempatnya selalu menekannya terutama jika Indah melakukan kesalahan. Indah seakan merasa ingin keluar dari rutinitas itu. Tak disangka puncak masalahnya datang. Ia mendapati Kevin sang kekasihnya bersama wanita lain, Karina. Jantungnya berdebar, hatinya terasa hancur.

Untuk beberapa saat masa depannya bersama Kevin yang telah direncanakannya seakan hilang. Di sisi lain Satria hadir dengan segala kebaikannya memberikan apa yang Indah inginkan pada saat itu. Indah pun kalut dengan perasaannya sendiri. Di satu sisi ia nyaman dengan segala kebaikan yang diberikan Satria tapi di lain sisi ia juga masih mengharapkan Kevin.

Penderitaan batin yang dirasakannya tidak sampai disitu. Ketika Indah telah merasa nyaman dengan Satria walau hubungan mereka belum jelas, masalah kembali melanda Indah. Kevin kembali kehidupannya. Indah bimbang. Ketika ia memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua untuk Kevin, ia tersadar kalau sebenarnya ia juga mencintai Satria. Ada sedih, kebohongan, penghianatan, cinta yang tak bisa terucap, sayang yang tak tersampaikan, pengorbanan, perjuangan, kenangan, dan impian dalam setiap kisah Indah, Satria, Kevin dan Karina. Ada senyum dan ceria yang terbentuk, namun ada kalanya air mata tak terbendung. Pilu.

My Perfect Sunset betul-betul sangat berkesan. Novel ini sangat layak diberikan applause dan acungan jempol. Plot cerita sangat kuat dibangun oleh penulis, bahkan sejak awal. Tak hanya disitu, penghadiran konflik dalam novel ini benar-benar sangat superb. Kombinasi plot cerita dan konflik sangat terlihat rapi jika anda membaca novel ini, membuat saya sebagai pembaca merasa takjub, terheran-heran sendiri dengan apa yang terjadi pada saya saat membaca novel ini, dan membuat saya mati penasaran saat saya membaca dari satu halaman ke halaman berikutnya.

Penggambaran karakter tokoh sangat detail dan terkesan kuat. Hal ini membuat pembaca benar-benar meresapi perasaan tokoh dalam cerita. Pembaca seakan dapat merasakan derita yang dirasakan Indah saat ia sulit mengerti akan perasaannya pada Satria dan saat ia tak dapat mengutarakan perasaan yang sebenarnya pada Satria. Penulis benar- benar mengeksplore perasaan tokoh dalam cerita, seakan-akan senang sekali "mempermainkan hati" tokoh dalam cerita. Tak hanya disitu penggambaran setting juga pas sehingga deskripsi dalam cerita terasa nyata.

Alur cerita secara keseluruhan merupakan alur maju, tapi ada beberapa yang mengulas ke belakang. Penulis dengan apik membuat alur cerita menjadi begitu mengalir. Pemakaian diksi yang tepat, bahasa yang ringan serta kemampuan penulis menghidupkan ceritanya benar-benar menarik paksa imajinasi pembaca masuk ke dalam cerita. Alhasil, penulis membuat pembaca penasaran dan selalu menduga apa yang ada di halaman selanjutnya.

Kyria sangat cerdas dalam memberikan kejutan-kejutan tertentu yang memberikan sensasi tersendiri serta membuyarkan dugaan akan akhir pada beberapa bagian cerita. Seperti pada halaman 236-243 yang menceritakan tentang percakapan Indah dan Satria di telepon. Satria mengutarakan perasaan hatinya kembali, tapi miris, Indah seakan berat membalasnya, sulit mengatakan yang sesungguhnya bahwa ia mempunyai perasaan yang sama. Akhir percakapan mereka, Indah tertegun saat ia menoleh ke arah jendela. Ternyata ada Satria di depan pagar rumahnya. Ia disana selama percakapan itu terjadi. Satria tersenyum, ia melambaikan tangannya dan kemudian pergi.

Sebagai pembaca, saya merasa sangat takjub dengan My Perfect Sunset. Luar biasa, saya hampir tidak menemukan typo dalam novel ini. Iya, hampir, kecuali kesalahan penulisan di halaman 336 baris kedua dari atas. "Nmun, tangan Satria tampak gemetar saat hendak menulis". Kata "nmun" seharusnya ditulis "namun". Ada juga sedikit hal yang mengganggu saya. Kenapa penulis seakan sedikit membahas tentang sunset? Kan judulnya My Perfect Sunset, atau memang sengaja penulis ingin menimbulkan makna kiasan dari judul dengan isi cerita?

Jujur saja, saya sangat sulit menemukan kekurangan dalam novel dari Bentang Pustaka ini. Hanya saja quote atau kutipan tersendiri dari penulis sangat sedikit. Menurut saya hadirnya quote itu penting dan memberikan keindahan tersendiri dari setiap bagian novel itu. Hadirnya quote juga dapat memberikan nilai plus dalam sebuah tulisan. Tapi di lain sisi saya juga berpikir mungkin Kyria sengaja melakukan hal ini. Mungkin ia menginginkan penikmat tulisannya menjadi pembaca yang cerdas, yang menciptakan quote-nya sendiri dari keindahan tulisannya.

Di lain sisi, saya hampir kesulitan menemukan pesan yang sebenarnya ingin disampaikan penulis dalam novel ini. Hal ini saya rasakan karena saya terlalu terbawa permainan imajinasi penulis. Akan tetapi, bukan berarti dalam novel ini tidak ada pesan. Setelah saya cermati, novel dengan tebal 370 halaman ini sangat sarat akan pesan dan nilai.

Pertama, saat scene Satria dipertemukan dengan ibu dan adiknya sehari sebelum pertandingan tinjunya. Sebagai pembaca, saya sangat terharu melihat adegan ini. Satria yang dulu selalu menyakiti dan telah meninggalkan ibunya kaget melihat sosok tua itu datang tanpa ada amarah sedikitpun. Satria juga tertegun melihat ibunya datang dengan kerinduan yang sangat. Ibu Satria melangkah dengan mata berkaca-kaca seraya mengusap lengan Satria dan menanyakan kabar anaknya itu. Kyria, lewat scene ini, seolah memflashback kehidupan pembaca dan membuat bercermin akan dirinya sendiri seraya bertanya "Apa yang sudah kita lakukan terhadap ibu kita agar membuatnya tersenyum bahagia?".

Kedua, penulis juga seolah mengajak kita termenung sejenak dan berpikir melihat kehidupan zaman sekarang lewat karakter Indah. Indah digambarkan sebagai sosok yang mandiri, ia bersikeras menolak orang tuanya untuk mengiriminya uang. Saya menilai bahwa penulis sangat jeli melihat fenomena seperti ini di setiap kehidupan. Penulis seolah mengkritik terhadap semua dewasa muda yang mungkin terlalu nyaman dengan ketidakproduktifannya atau yang mungkin terlalu takut berusaha karena terlalu banyak berpikir akan hal buruk yang sebenarnya hanya ada dalam pikirannya.

Ketiga, saat scene Satria dan Indah berada di atas bukit seraya menunggu sunset datang. Banyak kutipan menarik dan kaya akan nilai dan pesan, seperti:
[...] "Kau berjuang sekuat tenaga agar bisa melihat sunset-mu yang sempurna." (hlm. 170)
"Kau gadis yang sangat berani. Kau lebih kuat daripada yang kau kira, hanya saja kau tak menyadarinya. Kau adalah seorang gadis yang tak gentar menatap mata para perampok dan menolak untuk menyerah. Gadis yang luar biasa." (hlm. 171)
Sunset. Sumber gambar disini
...dan masih banyak lagi pesan yang disampaikan dalam novel ini. Banyak juga moment indah yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis, lewat seluruh rangkaian cerita cinta dan berbagai konflik yang mewarnainya dalam novel ini, menanamkan bahwa sebuah cinta harus dibangun atas dasar kesetiaan, kepercayaan sebagai pondasinya, dan kejujuran sebagai mahligainya. Lewat novel ini juga Kyria seolah berpesan bahwa kesetiaan itu adalah hal yang paling penting, emas dari sebuah hubungan. Novel ini juga seolah memberitahukan kita untuk terus memiliki mimpi dan jangan menyerah dalam menggapainya, sunset yang sempurna.

Terlepas dari semua kelebihan dan kekurangan, novel ini sangat patut untuk dibaca atau mungkin dijadikan teman pengisi liburan atau weekend anda. Keindahan penulis membawa tema klasik, cinta, pasti akan memanjakan anda dan membuat anda berpikir ulang tentang cinta dan sunset-mu sendiri.
Akhir kata, 5 of 5 star for My Perfect Sunset by Kyria.


"Ini adalah sunset yang kuhadiahkan untukmu. Semoga kau bahagia dengan Kevin." (hlm. 172)

*****

Read full post »

Minggu, 21 Juli 2013

Resensi - #catatankaki : Love Changes People

0 komentar

Judul : #catatankaki - Love Changes People
Penulis : Endik Koeswoyo dan Sarah Karinda
Penerbit : de TEENS
Terbit : April 2013
Halaman : 228 hlm
Harga : Rp. 35.000
ISBN : 978-602-255-103-4

*****

[...] Cinta itu tetep dramatis, cinta itu selalu mempunyai dua akhir cerita, cerita bahagia atau berakhir dengan kisah duka. Uniknya lagi, kita gak bisa milih soal ending cerita soal cerita cinta, kita cuma bisa pingin. (hlm 12)

Cinta terkadang merupakan hal yang sangat sulit untuk diterka. Ia dapat datang tanpa mengenal tempat maupun waktu. Banyak cerita cinta dimulai hanya dengan saling mengejek, ada pula karena kedekatan dan saling mengagumi satu sama lainnya, bahkan untuk zaman sekarang ini ada cinta yang tumbuh dari interaksi di dunia maya. Untuk beberapa alasan yang tak dapat dijelaskan, cinta dapat memberikan segala bentuk keindahan yang tak dapat diverbalkan. Namun, saat cinta harus pergi luka yang ditoreh dapat sangat dalam dan menyisakan kenangan pahit.

Sama halnya dengan membangun cinta, banyak hal sulit untuk dimengerti. Membangun sebuah hubungan memerlukan banyak hal dan pertimbangan. Dibutuhkan kesesuaian, keberanian untuk mengungkapkan, serta kejujuran agar terlihat ketulusan di dalamnya. Namun, bagaimana jika seseorang yang merasa butuh akan kehadiran orang lain tapi ia takut mengambil resiko untuk membangun sebuah hubungan? Bagaimana jika ia merindukan sosok seseorang tapi ia takut melangkah lebih jauh karena ia tak mengenal orang tersebut? Ya, tema itulah yang diangkat Endik Koeswoyo dan Sarah Karinda dalam novel mereka yang berjudul #catatankaki.

Catatan Kaki menceritakan tentang kisah dua orang yang benar-benar berbeda gaya hidupnya, Tania Wulandari Soebagjo dan Bumi Setiawan. Tania, wanita single berumur 27 tahun, seorang senior account manager sebuah perusahaan terkemuka di Jakarta dan Bumi adalah seorang wartawan freelance yang sering meliput keindahan alam Indonesia. Kisah mereka berdua dimulai ketika Tania, yang punya hobi shopping mancanegara dan Bumi dipertemukan oleh hastag #catatankaki pada sebuah foto di Instagram. Keduanya kemudian saling bertegur sapa lewat twitter, BBM maupun instagram, sampai akhirnya mereka berdua bertemu. Pertemuan yang menjelaskan semua, menjelaskan satu sama lainnya tentang perasaan yang mereka rasakan.

Namun yang namanya cerita cinta pasti akan ada konflik di dalamnya. Begitu pula yang terjadi pada kisah Tania dan Bumi. Ketika dua bulan mereka menjalin keakraban yang saling mengisi, Galang (mantan kekasih Tania) hadir kembali di antara mereka. Riska, sahabat Tania, berusaha mengingatkan tapi memang Tania yang keras kepala, ia beragumen bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Di sisi lain, Bumi cemburu. Ia sadar betapa tidak ada apa-apanya dirinya jika dibandingkan dengan Galang, dan akhirnya ia kemudian lari dari perasaan. Ia pergi ke Pulau Buru untuk sengaja menyibukkan dirinya dan melupakan Tania sementara. Tania yang merasa melakukan something stupid langsung mengejar Bumi ke Pulau Buru tanpa pikir panjang.

Novel teenlit dari de Teens ini patut diacungi jempol untuk banyak alasan. Novel ini sangat unik dan terkesan pop banget. Pemakaian diksi yang tepat juga membuat novel ini terasa ringan, sangat santai, dan enak dibaca. Ditambah dengan alur cerita yang mengalir, novel ini terlihat hidup. Penulis menggunakan gaya bercerita dua sudut pandang karakter yang sangat memberikan kesan detail terhadap karakteristik Tania dan Bumi sehingga membuat pembaca benar-benar meresapi apa yang dirasakan tokoh tersebut dalam cerita. Tak hanya disitu, penulis juga mampu menonjolkan karakter penunjang secara proporsional pada beberapa scene

Quote indah sebagai judul bab juga patut dipuji. Kuatnya plot cerita dan deskripsi setting yang luar biasa detail juga semakin memberikan nilai plus pada novel ini. Hal itu terlihat jelas pada tiap babnya yang selalu mempunyai setting tempat yang berbeda-beda. Penulis dengan apik mengantarkan imajinasi pembaca mulai dari tempat-tempat indah di Indonesia seperti Pantai Senggigi di Lombok, Pulau Buru di Maluku sampai kemegahan surga belanja mancanegara seperti Orchard Road di Singapura, Madison Avenue di New York, Hongkong, Dubai, dan Champ Elysees di Paris. Tak ada salahnya jika novel ini disebut sebagai novel travelling. Novel ini juga sangat cocok bagi pembaca yang shopaholic.

Penggambaran konflik saat Tania berusaha mengejar Bumi di Pulau Buru untuk membuktikan cintanya benar-benar extraordinary dan memiliki kesan kuat di mata pembaca. Ending cerita juga menarik, tidak terduga. Penulis sangat apik menonjolkan karakter tokoh utama dengan sempurna saat scene ini. Penulis juga tidak melupakan bagian terpenting dari sebuah tulisan yaitu pesan. Ada beberapa kutipan unik dari novel ini yang menurutku merupakan sebuah pesan moral untuk pembaca :

[...] Kamu gak berhak bergaya di atas sebuah kepalsuan [...] (hlm 117)So, go to hell deh orang-orang yang sukanya membeli barang KW. Selain dia nggak menghargai kerja founder, menurutku itu fake sih. Nggak kaya kok pengen keliatan kaya. Kalau memang belum mampu ya belilah sesuai kemampuan. Dengan begitu, kamu akan terpacu untuk bekerja lebih keras supaya bisa membeli barang yang much better. (hlm 117)
"Kamu nggak percaya. Iya, masuk akal kok kalo kamu nggak percaya. Pasti aku juga laki-laki kesekian yang berusaha memasuki hatimu. Tapi setidaknya kamu tahu, bukan masalah kok bagiku, bukan masalah kamu juga punya perasaan yang sama atau enggak, yang jelas aku sudah memberanikan diri untuk bicara soal isi hatiku ini." (hlm 123)
[...] pacaran zaman sekarang itu sudah menjadi tren aneh. Bangga gitu ganti pacar dua kali? NOT! Tidak! Ganti pacar dua kali setelah aku itu tandanya bukan tipe setia. SEKIAN. (hlm 139)

Dibalik banyaknya nilai plus di atas, ada dua kekurangan yang membuat saya sebagai pembaca merasa sedikit kecewa. Pertama, menurut saya karakter Bumi kurang ditonjolkan di awal cerita. Terlebih lagi saat ia yang kemudian suka akan kehadiran Tania dalam hidupnya, itu kurang ditampilkan. Tania dengan jelas menyukai kesederhaan dan keluguan Bumi, sedangkan Bumi? Saya merasa kurang mendapatkan feel pada sosok Bumi pada awalnya.

Kekurangan kedua adalah masih adanya beberapa typo atau kesalahan penulisan dalam novel ini, seperti; pada halaman 13, kata "asalan" seharusnya ditulis "alasan"; pada halaman 76 penggunaan kata "dan lain sebagainya" berulang. Pada halaman 128 ada kesalahan penulisan, "Sebenarnya keputusanku untuk memilih destinasi ke India adalah hal pertama yang membuat Tania ternganga lebar.". Kata "Tania" disini seharusnya ditulis "Riska" karena pada saat itu yang sedang bercerita adalah Tania.

Akan tetapi, kedua kekurangan tersebut dapat terobati dengan tema yang unik, penyampaian cerita yang sangat rapi, diksi yang pas, serta penonjolan karakter yang luar biasa. Belum lagi ditambah dengan konflik dan penyelesaiannya yang apik serta cover novel yang eye-catching, jika saja tidak ada typo dalam novel ini mungkin novel ini terlihat lebih sempurna.

Buku keren ini saya dapat sebagai hadiah kuis FB dari de Teens :)

Penulis, lewat Tania dan Bumi, menanamkan bahwa cinta itu patut diusahakan dan diperjuangkan, janganlah terlalu pasrah dengan takdir. Novel ini juga memberitahukan bahwa sudah sepatutnya cinta dibangun atas dasar kepercayaan & kesetiaan. Terlepas dari semua kelebihan dan kekurangan, novel #catatankaki ini sangat patut untuk dibaca. Terlebih lagi bagi anda yang mencintai teenlit, novel ini bisa jadi sebuah koleksi menarik di rak buku anda. 3,5 of 5 star for Catatan Kaki by Endik Koeswoyo & Sarah Karinda.

"Aku butuh orang yang berjuang buat aku, bukan yang pasrah sama takdir." (hlm 215)
*****

 Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Berhadiah 10 Novel "Maaf, Aku Lagi Jatuh Cinta".
Read full post »

Rabu, 17 Juli 2013

#coretanhidup : Pengen Banget Buku Ini

0 komentar
Akhirnya, setelah sekian lama vacuum dan gak tau mau isi apa nih blog, satu ide muncul dalam pikiran yang ruwet ini, hehehe. Kali ini gua mau berbagi cerita tentang pengalaman, atau yang lebih tepatnya dilema kegalauan, atau apapun sebutannya ini, ntar kalian yang tafsirkan sendiri yah, hehehe.

By the way, teman-teman, kalian yang suka membaca, pernah gak kena sindrom kalap belanja kalau di toko buku? Hahaha, iya, itulah yang selalu (ulangi: SELALU) terjadi sama gua. Hal "ini" nempel di gua sejak 6 bulan yang lalu. Gua sebenernya berpikir, ini anugrah atau musibah. Kalau dompet tebel, gak masalah sih, fine aja bos..tapi kalau dompet lagi tipis, rasanya... ??!@#$$!!!! gak bisa diungkapin dengan kata-kata.

Alhasil, jalan-jalan ke toko buku menjadi jalan-jalan yang harus gua hindari kalau lagi tanggal tua. Sedih sih, tapi mesti dilakukan, kalau gak, gua gak bisa bayangin apa yang terjadi kalau uang bulanan gua habis -_-. Akhirnya...gua "puasa mata" dari yang namanya ngeliat buku bagus bin baru. Gimana gak gitu fren, ni mata kalau lagi di toko buku terus ngeliat buku baru berasa pengen beli semuanya (kebayang kan >_< ).

Yaaah, sebenarnya gua kena "sindrom kalap belanja buku" gak parah-parah amat sih. Kalapnya gua liat buku baru gak separah kayak orang yang gak makan-makan satu minggu terus ngeliat ayam goreng, hehehe. Di sisi lain, kalau gua jalan ke toko buku pasti gua bawa list buku yang pengen dibeli. Kebetulan gua juga lagi bokek, jadi masih banyak deh buku yang pengen gua punya, hehehe.

Ini dia wish list buku "idaman gua" untuk bulan ini. Mudah-mudahan gua cepet-cepet punya deh >_< .
Siapa tau teman-teman juga minat, cek aja yah, buku-buku ini keren menurut gua...

1. All You Can Eat by Christian Simamora


2. Nedera by Alexia Chen


3. Restart by Nina Ardianti


4. Unfriend You by Dyah Rinni


5. The Mocha Eyes by Aida M.A.



Yaaa, itu dia paling tidak 5 buah novel yang pengen banget gua punya, hahaha. Siapa tau teman-teman juga suka dengan buku yang di atas, berarti selera kita rada-rada mirip, hehehe.

#coretanhidup
Read full post »

Rabu, 10 Juli 2013

#coretanhidup : Puasa Pertama

2 komentar
Hiks, hiks, hiks.. (sedikit lebay yah :D)

Sedih juga rasanya awal puasa kali ini gak bisa bareng keluarga tercinta. Kegalauan menyertaiku yang notabenenya hidup sebagai perantau (tsaah :D). Yah, beginilah nasib klu orang yang merantau, hehehe. Hidup sendiri merupakan salah satu konsekuensi yang mesti kuambil sejak 4,5 tahun yang lalu demi angan masa depanku yang lebih baik. Jauh dari orang tua dan juga "orang yang disayangi" (ups, :D) pastinya udah jadi otomatis dong, gak bakalan bisa ditawar-tawar lagi. Rasa ingat kampung halaman dan masakan ortu merupakan memori terindahku dalam sebuah perantauan (menurutku sih :D). Kalau teman-teman, ada gak yang puasa pertamanya jauh dari keluarga? (klu ada kita senasib broo :D).

Any way, kembali lagi ke topik pertama kita tadi.....jengjengjeng>> "Puasa Pertama" :D.
Menurut teman-teman apa sih yang terlintas dalam benak kalian kalau mendengar dua kata ini "Puasa Pertama"?? Atau ada yang sudah membayangkan angan-angan tinggi tentang (mungkin) buka puasa bareng, kue-kue khas Ramadhan, petasan, hihihi, atau sampai ada yang membayangkan diskon Ramadhan di Mall? :D :D.

Yaaah, pastinya banyak banget pendapat maupun rencana aktivitas teman-teman tentang bagaimana moment puasa pertama. Ada juga mungkin yang punya target yang ingin dicapai di bulan Ramadhan kali ini. Saya juga punya segudang angan-angan sekaligus target sendiri dong di bulan puasa kali ini, hehehe. Karena sama-sama punya segudang rencana, kita saling mendoakan yah? :) semoga semua wish list teman-teman dalam Bulan Ramadhan kali ini tercapai... Aamiinn :)

(mulai jadi anak gaul deh :D)
Yaaak, sebenarnya gua pengen berbagi sebagian cerita deh..hmm, kayaknya satu kepingan puzzle dari hidup gua boleh dong diekspos dikit disini yak? hahaha :D. Yaak, langsung aja...gua mau sedikit keluarin imajinasi gua tentang gimana "ngenesnya" sekaligus "bedanya" gua dalam menjalani puasa pertama di bulan Ramadhan kali ini, hehehe

(kembali ke anak biasa-biasa aja deh :D)
Puasa pertama tanpa adanya keluarga tercinta, itulah yang sedang terjadi pada diriku yang malang ini. Rasa gejolak rindu berkecambuk dalam dada (hahaha :D). Aaaakkkkk, teringat bagaimana rasa opor ayam di sahur pertama khas buatan mama -_-

Yah, yang bisa dilakukan dengan kesendirian sahur pertama ini palingan cuman bisa mengenang bagaimana asyik puasa waktu jaman SD, SMP, dan SMA dulu... hihihi. Buka puasa pakai kolak pisang, biji salak (bukan biji salak beneran yah, cuman namanya aja yang sama :D), pacar cina...hmmm, yummy deh menu buka puasa dulu. Hihihi, emang kalau lagi puasa itu rasanya pengen banget yang namanya semua makanan pengen dirasa :D.

Aku sewaktu kecil juga paling suka banget sama yang namanya main petasan pas bulan puasa. Pulang tarawih, bareng teman-teman, kejar-kejaran, naik sepeda ke masjid juga pernah (aaahh, rindu masa-masa itu..). Emang kenangan menyenangkan itu paling asyik deh.. Belum lagi yang sore-sore balapan ke masjid buat ngaji, ketemu sama pak ustadz, hafalan surat pendek, dan ditambah kuis di akhir pengajian tentang hafalan surat, hukum tajwid atau pengetahuan puasa...yang jawabnya benar, pasti dapat kesempatan pulang duluan (hihihi :D).

Malamnya bareng teman-teman ke masjid.. tarawih bareng.. sambil ngisi agenda Ramadhan dan sekaligus ngeliat fenomena penceramah yang jadi "artis dadakan" gara-gara dimintai tanda tangan seusai ceramah :). Pulang tarawih yah, jalan sama temen-temen bareng (pas SD), dan juga.. nyari temen baru terutama yang cewe.. (pas SMP dan SMA..hahaha :D). Kalau diingat-ingat emang asyik bin gokil deh pengalaman puasa aku dulu waktu kecil. Sebenarnya banyak banget sih.. Dari cerita kagum sama temen pengajian, sampe cerita dapat juara lomba mengaji.. pengen deh rasanya "ditumplekin" disini, hehehe.

Singkatnya, puasa pertamaku kali ini dihiasi kesendirian tanpa keluarga. Tapi itu menyadarkanku sejenak tentang kenangan indah puasa pertama di waktu kecil, kenangan dimana yang membuat hidupku jadi lebih berwarna...

"Kenangan indah itu adalah kenangan yang tak terlupakan, yang bisa membuat kita tersenyum dan ceria ketika kita mengingatnya"

Klu teman-teman punya gak cerita unik waktu kecil terutama pas bulan puasa? share dooonnggg :D

eh, eh, eh... aku ampe lupa waktu nih :D.
Kebingungan cari inspirasi mau ngetik apa lagi, hehehe, ntar disambung lagi brooo :)

Akhir kata saya mohon maaf yah...
Saya juga mau ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, bagi yang menjalankan... :) 

#coretanhidup
Read full post »
 

Copyright © Garis Satu Kata Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger