Mendapatimu kemarin seperti sapa embun pada dedaun
lembut pada mata, kala binar membangunkan kelopaknya
begitu sejuk, begitu tenang
walau sebentar dan kemudian menghilang
Hijau yang menyelimutimu membisik di telinga
berkisah ihwal kenangan dan angan
menelusup dan berputar-putar di kepala
aku tersenyum tak bisa melupakannya
Puan, aku ingin bersaksi padamu
tentang rahasia yang terpendam pada kubangan yang kubuat sendiri
yang terjebak kata-kata bisu
dan tersimpan menjadi usang dan berdebu
Bahwa aku memotret tiap senyummu
membingkai baik-baik segala keceriaanmu
lalu menjadikannya satu pada sebuah album
yang kusimpan hati-hati dalam kalbu
Aku terlampau lupa sejak kapan
hingga hijau dirimu kemarin menyadarkanku
pada detik-detik pertama di pergelangan tangan kirimu
aku memulai semuanya itu
Makassar, 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wahhh bagus kak, bagus :o
BalasHapusTerima kasih kak :)
HapusManis! Aku suka puisinya. Buatkan satu!^^v
BalasHapusTerima kasih kak, hehehe :)
Hapusbagus mas nurman puisinya.. ^_^
BalasHapusTerima kasih kak :)
HapusNice,,,
BalasHapus