Hujan senja mulai menyapa
rintik-rintik kecil yang menari jatuh di tanah
pada payung merah dan seorang bayi kecil
digendong tangan hangat yang selalu menyelimuti
Diajaknya bercanda bayi kecil itu dalam teduh
diusapnya kuping dan pipinya membagi cinta
dipeluknya dalam-dalam hingga tenggelam
membagi degup jantung yang beriringan
Matamu yang hitam kubingkai dalam kenangan
halus sentuhanmu kusimpan di nadi
senyum bahagiamu kusisipkan di dada kiri
hingga semuanya tak ada yang hilang nanti
Membelah samudera, melangkah pulang
menapaki gang-gang basah, yang penuh anak bermain hujan
menghela napas dan menghembuskannya pelan
pada kotak kecil yang kukenal rumah
Dadaku sakit, nafasku tercekik, aku menangis
rambutmu kini memutih
kulitmu kini mengendur bak kulit sapi
tangan halusmu hancur dimakan cucian
Dadamu tempatku tenggelam dulu telah tiada
tubuhmu yang punya peluk kini telah bungkuk
hanya mata hitam itu
dan senyum sederhana yang tetap sama
Maafkan anakmu ini
aku tak pernah pulang karena tak punya uang
aku berdosa, aku durhaka
dimana surga itu, akan kucuci kedua kakimu
Maafkan aku, perempuan pemilik dekap paling kasih
Aku tak akan kemana-mana lagi
Makassar, 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Nice...Blogwalking.... Salam kenal...
BalasHapusTerima kasih kak :)
HapusMakasih udah mampir..
Salam kenal juga kak