Kamis, 12 Desember 2013
Rindu Hujan Itu
Hari ini, semesta raya mempermainkanku
Seperti canda yang kadang membuatku malu, serupa cubitan sayang di pipi kiriku
Seperti teguran yang kadang membuatku rapuh, serupa tepukan di bahu kiriku
Perihal apakah ini, Tuhan?
Hari ini, semesta mempermainkanku
Mengirim tiga paras serupa dirimu, tiga senyum seindah milikmu
Mendengar sapa selembut suaramu, merasa sentuhan sehalus kulitmu
Inikah tanda? Jawab dari doaku, Tuhan?
Tak sadar mata menahan ledakan
Beradu lomba dengan kuncup hidung yang sedari tadi telah basah
Namun tak sama dengan lainnya, ada bibir mengulum senyum manis
Berteman hati yang tak henti berterima kasih
Kutitipkan setitik embun rindu ini pada awan
Berharap ia tumbuh besar dan beranak pinak
Esok kunikmati hujan sore hari
Bernaung pelangi yang sama, seperti pertama kita mengikrar janji
Aku rindu hujan itu
Serupa aku menikmati kepergianmu
Aku rindu kamu, perempuan hujanku
Entah kapan pelukku berbalas dekap hangatmu
Ayah, kini aku tahu bagaimana hatimu, menanti bertemu ibu, di sana.
Makassar, 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
puisinya baguss.. *seriius*
BalasHapuspemilihan katanya tepat, kerenn
Makasih kak Ranii :)
Hapus